Baca Juga
Dalam al-Qur‘an dijelaskan, bahwa Iblis dikutuk dan
diusir karena menolak perintah Allah. Iblis tidaklah ateis atau agnostik. Iblis
tidak mengingkari adanya Tuhan. Iblis tidak meragukan wujud maupun ke-Esaan-Nya.
Iblis bukan tidak kenal Tuhan. Ia tahu dan percaya seratus persen. Tetapi,
meskipun ia tahu kebenaran, ia disebut ‗kafir‘, karena mengingkari dan menolak
untuk tunduk patuh kepada Tuhan YME.
Kesalahan Iblis bukan karena ia tak tahu atau tak
berilmu. Kesalahannya karena ia membangkang. (QS 2:34, 15:31, 20:116). Iblis
sombong dan menganggap dirinya hebat (QS 2:34, 38:73, 38:75). Allah berfirman:
"Dia adalah dari golongan jin, maka ia durhaka terhadap perintah Tuhannya.
Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain
kepada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah Iblis itu sebagai
pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim" (QS 18:50). Maka Iblis
juga sudah bertekad: "Sungguh akan kuhalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus.
Akan kudatangi mereka dari arah depan dan belakang, dari sebelah kanan dan kiri
mereka!" (QS 7:16-17).
Sosok Iblis dalam al-Quran adalah sosok yang pintar dan
berilmu, sejenis cendekiawan. Dalam bukunya, Orientalis dan Diabolisme
Intelektual, Dr. Syamsuddin Arief menjelaskan ciri-ciri "cendekiawan bermental
Iblis".
Pertama, selalu membangkang dan membantah (6:121). Meskipun ia kenal, tahu dan faham, namun tidak akan pernah mau menerima kebenaran. Selalu dicarinya argumen untuk menyanggah dan menolak kebenaran demi mempertahankan opininya. Sebab, yang penting baginya bukan kebenaran, akan tetapi pembenaran. Jadi, bukan karena ia tak tahu mana yang benar, tetapi karena ia memang tidak mau mengikuti dan tunduk pada kebenaran itu.
Pertama, selalu membangkang dan membantah (6:121). Meskipun ia kenal, tahu dan faham, namun tidak akan pernah mau menerima kebenaran. Selalu dicarinya argumen untuk menyanggah dan menolak kebenaran demi mempertahankan opininya. Sebab, yang penting baginya bukan kebenaran, akan tetapi pembenaran. Jadi, bukan karena ia tak tahu mana yang benar, tetapi karena ia memang tidak mau mengikuti dan tunduk pada kebenaran itu.
Kedua, cendekiawan bemental Iblis itu "bermuka dua", menggunakan standar ganda (QS 2:14). Mereka menganggap orang beriman itu bodoh, padahal merekalah yang bodoh dan dungu (sufaha‘). Intelektual semacam inilah yang diancam Allah dalam al-Qur‘an: "Akan Aku palingkan mereka yang sombong tanpa kebenaran itu dari ayat-ayat-Ku. Sehingga, meskipun menyaksikan setiap ayat, tetap saja mereka tidak akan mempercayainya. Dan kalaupun melihat jalan kebenaran, mereka tidak akan mau menempuhnya. Namun jika melihat jalan kesesatan, mereka justru menelusurinya" (QS 7:146).
Ketiga, ialah mengaburkan dan menyembunyikan kebenaran (talbis wa kitman al-haqq). Cendekiawan Iblis bukan tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah. Namun ia sengaja memutarbalikkan data dan fakta. Yang batil dipoles dan dikemas sedemikian rupa sehingga nampak seolah-olah haq. Sebaliknya, yang haq digunting dan di‘preteli‘ sehingga kelihatan seperti batil. Iblis punya kemampuan juga mencampur-aduk dua-duanya sehingga tidak jelas lagi beda antara yang benar dan yang salah.
Strategi semacam ini memang sangat efektif untuk membuat
orang lain bingung dan terkecoh. Al-Qur‘an pun telah
memberitahukan:
"Memang ada manusia-manusia yang
kesukaannya berargumentasi, menghujat Allah tanpa ilmu, dan menjadi pengikut
setan yang durhaka. Telah ditetapkan atasnya, bahwa siapa saja yang
menjadikannya sebagai kawan, maka akan disesatkan olehnya dan dibimbingnya ke
neraka" (QS 22:3-4).
Dengan tipudaya Iblis, khamar diiklankan dan dijadikan
kebanggaan oleh sebagian manusia modern; perzinahan dianggap biasa dan
bukankejahatan, bahkan dilegalkan dan tidak dipersoalkan kebejatannya;
pertunjukan telanjang dipromosikan sebagai suatu keindahan (seni) dan amal
kebajikan. Di zaman globalisasi saat ini, diakui, bahwa informasi adalah
kekuatan yang paling dahsyat. Penguasa informasi adalah yang menguasai otak
manusia saat ini. Mereka dengan leluasa berpotensi memutarbalikkan fakta dan
kebenaran. Di sinilah 'talbis Iblis‘ (tipu daya Iblis) dapat terjadi.
Yang haq dipromosikan sebagai kebatilan, dan yang bathil dikampanyekan sebagai
al-haq. Banyak motif para pelaku talbis Iblis. Bisa karena memang ada
kesombongan, ada penyakit hati, atau karena motif mencari keuntungan
duniawi.
Kisah Iblis begitu banyak diceritakan dalam al-Quran.
Pesannya sangat jelas kepada kita, orang Muslim: jangan contoh perilaku Iblis!
Dia memang pintar, tapi licik, durhaka dan berani menantang Tuhan. Satu lagi:
dalam menyesatkan manusia, Iblis menggunakan cara-cara yang halus dan canggih.
Kata-katanya menawan. Iblis tidak membentak-bentak Adam dan Hawa. Iblis bermuka
manis, bertutur kata lembut dan sopan.
Bahkan, Iblis menampakkan sikap yang sangat simpatik
kepada Adam dan Hawa. Iblis sepertinya tidak bertampang seram, seperti
digambarkan selama ini dalam berbagai komik dan film atau sinetron. Tapi, Iblis
itu bisa berwajah cantik dan menawan. Iblis tidak mengatakan: "Wahai Adam, tidak
usah pedulikan larangan Tuhan!" Tapi, Iblis bersikap sebagai teman akrab. Iblis
bersumpah kepada Adam dan Hawa, bahwa dia adalah sahabat karib yang menasehati
Adam dan Hawa dengan tulus ikhlas. (QS 7:21). Allah juga mengingatkan, bahwa
musuh para Nabi dan pengikutnya adalah ‘setan dari jenis manusia dan setan jenis
jin‘ yang aktivitas mereka adalah membisikkan kata-kata indah (zukhrufal
qauli) untuk menipu manusia. (QS 6:112).
Menjelang digelarnya kontes Miss World 2013 di
Indonesia, kita, kaum Muslim Indonesia, patut merenungkan benar-benar kisah
Iblis, sifat, perilaku dan kiat-kiat propagandanya dalam menyesatkan manusia.
Iblis sudah terbukti sangat profesional dalam soal penyesatan manusia. Perbuatan
yang jelas-jelas munkar dan jahat bisa dikemas dan dipropagandakan sedemikian
rupa sehingga tampak indah, menawan, dan mendapatkan dukungan masyarakat secara
luas. Karena itulah, kita diseru oleh Allah SWT: "Wahai orang-orang beriman,
masuklah ke dalam Islam secara kaffah, dan jangan sekali-kali mengikuti
‘garis-garis‘ setan. Sesungguhnya setan adalah musuhmu yang nyata." (QS
2:208).
Jadi, jika mau selamat dari tipu daya Iblis, maka kita
diimbau agar masuk ke dalam Islam secara kaffah. Jangan tanggung-tanggung jadi
orang Muslim! Jangan bersikap seperti Iblis! Hanya mau menerima hal-hal tertentu
yang disukainya, tetapi menolak aturan-aturan Allah yang tidak disukai atau
dianggap merugikan dirinya!
Tapi, kita manusia, yang bisa khilaf dan lupa. Jika kita
sempat tergoda Iblis atau setan, terjebak dalam tipudayanya, segeralah kita
ingat Allah, bertobat! Manusia yang baik, bukan tidak pernah salah dan dosa,
tetapi manusia yang segera sadar akan kessalahannya. Itulah yang dilakukan oleh
Adam a.s. Jangan seperti Iblis! Sudah berbuat salah, tidak mengaku salah, tapi
malah membangkang dan berani menantang Tuhan. Na‘udzublillahi min
dzalika. Kita berlindung kepada Allah dari sikap-sikap pongah gaya Iblis
semacam itu.
Berikut ini doa yang diajarkan Nabi saw agar kita
terhindar dari godaan setan: "Rabbi a‘udzubika min hamazaatisy syayaathini,
wa-a‘udzubika Rabbi an-yahdhurun." (Ya Allah, Ya Tuhanku, aku berlindung
kepada-Mu dari bisikan-bisikan setan; dan aku berlindung (pula) kepada-Mu, Ya
Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku)."